Sekolah Tinggi Kedinasan, atau dikenal juga sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan, adalah perguruan tinggi negeri yang dikelola oleh instansi pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. Perguruan tinggi kedinasan juga tidak kalah populer dengan Perguruan Tinggi Negeri loh, sebab tiap tahunnya Sekolah Kedinasan selalu dibanjiri oleh pelamar yang berminat melanjutkan pendidikan.
Berbeda dengan kuliah biasa, Sekolah Kedinasan pastinya lebih ketat dan disiplin. Tapi, semua itu sebanding dengan apa yang akan kamu dapatkan. Selain biaya pendidikan yang gratis hingga lulus, alumni sekolah kedinasan juga langsung dapat berkerja di kementerian atau lembaga yang menaungi sekolah kedinasan tersebut.
Nah, buat kamu yang pengen melanjutkan pendidikan ke PTK lebih baik kamu simak dulu, nih, mitos dan fakta yang beredar mengenai jenis perguruan tinggi satu ini. Bener nggak sih perguruan tinggi kedinasan itu seperti yang dikatakan orang-orang? Atau jangan-jangan, semua rumor yang beredar itu seratus persen hoax?
1. MITOS fakta
# Masuknya susah, harus punya ‘orang dalam’
Banyak yang bilang masuk ke Sekolah Kedinasan itu sulit, bahkan lebih sulit daripada masuk PTN, karena kamu harus mengikuti serangkaian tes yang terdiri dari tes akademik, fisik, hingga kesehatan.
Makanya, tidak heran kalau marak desas-desus beredar bahwa jika kamu ingin masuk ke Sekolah Kedinasan kamu harus punya ‘orang dalam’ untuk membantumu agar lolos serangkaian seleksi tersebut.
FAKTA
Rangkaian tes masuk Sekolah Kedinasan memang panjang dan ketat, tapi keterlibatan ‘orang dalam’ untuk meloloskan calon praja itu tidak bener, gaes! Kualifikasi yang sesuai dan kemampuan mumpuni menjadi aspek utama diterima atau tidaknya seseorang ke dalam Sekolah Kedinasan. Buktinya, banyak tuh yang mendaftar samasekali tidak memiliki background keluarga yang bekerja di sektor pemerintahan.
2. MITOS
# Berkuliah di Sekolah Kedinasan berarti kamu tidak bisa menyalurkan kreativitas dan bebas berekspresi
Banyak yang menganggap kalau di SEKDIN tidak mendukung kegiatan dan organisasi yang nggak berhubungan dengan bidang akademik. Kehidupan kampus yang membosankan dan monoton seolah menjadi ajang ‘latihan’ bagi para mahasiswa yang ketika lulus nanti akan menjadi PNS dengan ritme kerja yang serupa—selama bertahun-tahun lamanya.
FAKTA
Siapa bilang kehidupan perkuliahan di SEKDIN itu monoton? Banyak kok perguruan tinggi kedinasan yang memiliki unit-unit kegiatan mahasiswa yang mendukung kreativitas dan kebebasan berekspresi mahasiswanya. Kegiatan yang diadakan pun tidak melulu soal akademik, tapi juga kegiatan-kegiatan yang bersifat hiburan dan mengasah soft skill.
Jadi, jangan khawatir ya. Meskipun kamu jadi mahasiswa/taruna/praja Sekolah Kedinasan, kamu tetap bisa berkreasi kok!
3. MITOS
# Peraturan di Sekolah Kedinasan terlampau ketat
Tidak seperti perguruan tinggi lain, Sekolah Kedinasan terbilang memiliki peraturan yang lebih ketat untuk mahasiswanya. Buktinya, disaat mahasiswa perguruan tinggi lain bisa bebas mengenakan baju apapun yang mereka suka untuk ngampus, di Sekolah Kedinasan seperti POLSTAT STIS, IPDN, POLTEKIP, POLTEKIM, STMKG, Poltek SSN, STIN, SEKDIN KEMENHUB, harus mengenakan seragam setiap hari.
Pokoknya di perguruan tinggi kedinasan, kamu nggak bisa berbuat yang macem-macem deh!
FAKTA
Jangankan di Sekolah Kedinasan, PTN dan PTS pun pasti punya peraturan-peraturan tersendiri ‘kan untuk mahasiswanya? Nah, tapi yang membedakan peraturan di PTN dan PTS dengan SEKDIN adalah, di perguruan tinggi kedinasan peraturan-peraturan ini tidak bisa dikesampingkan seenaknya oleh para mahasiswanya. Ini dikarenakan mereka terikat dengan instansi yang membawahi kampusnya dan pemerintah yang membiayai kuliahnya. Tapi ini tidak berarti mereka dikekang, lho! Hanya saja lebih ketat untuk hal kedisplinan serta etika dalam pergaulan di lingkungan kampus sendiri.
4. MITOS
# Lulusan SEKDIN mudah dapat kerja
Salah satu hal yang membuat banyak orang tertarik untuk masuk Sekolah Kedinasan adalah soal prospek kerjanya. Bayangin, di saat lulusan perguruan tinggi lain harus bersusah payah melamar kerja kesana-kemari setelah lulus, lulusan SEKDIN cukup menunggu panggilan dinas.
Makanya nggak heran ‘kan kalau tiap tahunnya, pendaftar SEKDIN mencapai angka yang cukup tinggi.
FAKTA
Ini benar. Semua lulusan SEKDIN memiliki Profesi Kerja yang sudah ditentukan oleh Kampus. Mereka setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan Sebagai Aparatur Sipil Negara dengan golongan 3A. Setiap lulusan akan dikirimkan ke seluruh Indonesia oleh Kementerian yang menaungi baik itu di pemerintah provinsi maupun daerah. Ada juga yang bekerja di Kementerian.
Ohiya, untuk kamu yang mau persiapan masuk ke Sekolah Kedinasan 2023, yuk belajar bareng bersama ECODU, cukup bayar mulai dari Rp. 329 ribu, kamu sudah dapat bimbel dengan fasilitas seperti video materi, try out, latihan via google classroom, live sharing session, mastery program, dan akses tanya pengajar.
sumber gambar : dok poltek ssn